Sabtu, 11 Oktober 2014

bilur hati



malam  menggulirkan kematian
kau dan aku tak lagi mewujudkan kehidupan
lengang yang panjang membinasakan
menyambang bayang di keheningan

bintang .. 
janganlah engkaupun pergi menghilang 
temaniku memungut pedih berserakan
lalu lembutkanlah hatiku dalam dekapan

bulan .. 
padaku janganlah hanya memandang 
katakan sesuatu tentang keajaiban
ku sangat ingin menerjang gelombang

duhai cintaku ..
terima kasih telah kau sentuh hatiku
detak waktu tak mampu memacu rindu, musnahkan asa masa lalu
tinggalkan aroma tubuh dan desah nafasmu

kini ..
kembali kunikmati sepi
sendiri ..
merajut bilur hati dan menahan air mata ini

menantimu


hamparan malam sunyi melaruti alam
berteman satu bintang yang tak mau menuang terang
mengharap hadirmu di lekuk awan
datang mencabik kerinduan menghantar kenangan

dalam hening bergulir butiran bening
sungguh kutangisi jauhmu yang tersekat dinding
gundah menyinggah wajah memadu hati resah
terdiam senyap tiada mengarah

berjuta misteri warnai sendu berkecamuk dalam bisu
merajut bayangmu sampai pada batas semu
menjaring ada dan tiada dalam gelora tak berdaya
menantimu .. karna ku takut kehilangan dirimu

Selasa, 07 Oktober 2014

t'lah pergi


saat sepi datang ingin ku hempaskan rindu yang musnah
tapi mengapa sang dunia terasa dingin menyapa
angin malam lirih berhembus kala coba rasakan semilir kehadirannya
aku memanggilmu hingga jauh bagai langit runtuh
tuk bebaskan aku dari siksa batin yang mencintamu

kaki tiada berpijak lagi di bumi 
lumpuh raga ini jiwakupun tlah pergi
kegelisahan yang ada hancurkan semua asa 
saat-saat terindah kurasakan tak kan pernah ada lagi
kau sudahi dan tak kembali 

dalam genggaman tanganmu dalam dekapan tubuhmu
merangkul kalbu membelenggu lalu tinggalkanku
kini hanya kesedihan yang tak sanggup kuisyaratkan
mengurai rasa yang masih mendalam
akhir desah nafasku nikmati pedihnya luka tanpamu dipelukku

Minggu, 05 Oktober 2014

di sisa senja



wahai jemari, berhentilah menari
aku tlah lelah dan ingin segera akhiri episode ini
duhai kata, janganlah menambah duka
perihnya tak terkira menggoresi luka jiwaku yang sudah hampa

senja, sejenak janganlah berubah
ku masih ingin melihat rona jinggamu
sebentar saja sekedar melepaskan resah dan gundah
lalu setelah itu pergilah meluruhkan warna warni indahmu

bergeserlah engkau dedaunan
bergoyanglah engkau dahan 
beri aku sedikit celah 
agar dapat ku pandangi sisa bias cerah